Automate Now Supports Ingestion of Large Compliance Reports

Chef Automate previously had a restriction on the size of Compliance reports it could ingest. Any report beyond 4MB in size was automatically rejected. However, with elaborate profiles and controls…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Trimester 1

Ansel sedang sibuk menanti kabar dari Haris. Ia terus mengecek ponselnya, berharap Haris memberi kabar bahwa ia sudah sampai di bandara.

“Kok lama ya?” pikir Ansel. Sedetik kemudian, ponselnya berbunyi. Ia tersentak kaget. Tangannya segera meraih ponsel itu. Panjang umur, Haris benar — benar menghubunginya. Tanpa pikir panjang, Ansel pun menelepon Haris.

“Kenapa tiba — tiba nelepon, Sayang? Ada masalah?” tanya Haris lewat telepon.

“Gak ada sih. Tapi…Aku boleh minta tolong gak?”

“Boleh, sayang. Minta tolong apa?”

“Cariin pisang coklat.”

“Kamu ngidam, ya? Akhirnya istri aku minta dibeliin sesuatu. Tunggu sebentar, ya. Aku cari dulu, siapa tau ada.”

“Maaf ya, aku repotin kamu.”

“Gak repotin sama sekali, sayang. Aku malah seneng. Yaudah aku pergi dulu, ya. Tunggu aku di rumah. Love you.”

“Love you too.”

Ansel menutup teleponnya, ia tersenyum senang lalu berlari menuju ruang tamu. Ia memperhatikan jendela untuk menunggu kedatangan Haris. Ternyata begini rasanya mengidam. Padahal hanya pisang coklat, tapi Ansel benar — benar bahagia dan tak sabar menunggunya.

Beberapa menit kemudian, gerbang rumah pun terbuka. Di sana ada Haris yang baru saja pulang. Ia benar — benar membawa keresek di tangannya. Tanpa pikir panjang, Ansel pun berdiri di depan pintu untuk menyambut Haris.

“Aku pula — ”

“Mana pisang coklatnya.”

Haris tersentak kaget ketika melihat Ansel yang tiba — tiba menjulurkan kedua tangannya.

“Aku kaget loh…” Haris memegang dadanya kaget sementara Ansel hanya tertawa kecil.

Haris tersenyum lebar lalu memeluk Ansel. Ia mengajak istrinya menuju ruang tengah. Haris membuka keresek itu, mata Ansel terbuka ketika melihat pisang berselimut coklat itu. Haris menusuk pisang itu dengan garpu kecil lalu menyuapkannya pada Ansel.

“Enak banget…” ucap Ansel sambil memejamkan matanya.

“Suka?”

“Suka banget!”

Di sela — sela perasaan bahagianya, tiba — tiba senyuman di wajah Ansel memudar. Ia menutup mulutnya lalu berlari menuju kamar mandi. Dan ya, ia memuntahkan suapan pisang coklat itu. Haris dengan sigap menjaga istrinya, ia paham betul jika hal seperti ini biasa terjadi pada ibu hamil.

“Sayang, maafin aku. Aku gak bermaksud buat muntahin suapan kamu,” rengek Ansel.

“Gapapa, sayang. Aku paham kok. Jangan terlalu dipikirin. Masih mual? Aku bawain air hangat buat kamu.” Haris memberikan satu gelas air hangat pada Ansel.

“Aku gak mau makan pisangnya lagi!” rengek Ansel.

“Kenapa? Takut mual lagi? Sayang, mual itu terjadi bukan karena pisangnya, kok. Tapi karena gejala ibu hamil memang begitu. Makan lagi aja kalau masih mau. Tapi kali ini pelan — pelan aja, ya?” Ansel pun mengangguk pelan. Setelah itu, ia pun melanjutkan kegiatan makan pisangnya. Haris menatap Ansel lekat, wanita itu sudah kembali tersenyum.

“Kenapa tiba — tiba pengen pisang coklat, sayang?” tanya Haris.

“Tadi kan Ibu kamu chat aku. Terus beliau cerita katanya dulu ngidam pisang coklat waktu mengandung kamu. Jadi pengen deh,” jawab Ansel.

“Oh, biar bayinya mirip sama aku ya?” rayu Haris. Ansel hanya melayangkan tatapan sinis sementara Haris tertawa.

Begitulah cerita awal kehamilan Ansel di trimester 1. Selain morning sickness yang hampir menghantui hari — harinya. Ia juga sering membangunkan Haris pada pukul tiga pagi untuk pergi ke kamar mandi. Bahkan, Haris yang saat itu baru terlelap dalam tidurnya terpaksa beranjak dari kasurnya untuk menjaga sang istri di kamar mandi. Tak apa, Haris menyukai itu.

“Sayang, aku ngidam kulkas yang di getok nyala gitu deh,” ucap Ansel tiba — tiba. Haris mengangkat alisnya, ia tidak mengerti dengan apa yang Ansel katakan.

“Ini loh…” Ansel menunjukan gambar dari kulkas.

“Ah…Kenapa tiba — tiba pengen kulkas? Bukannya kita punya, ya?” tanya Haris bingung.

“Ya gak tau, babynya yang pengen.” Ansel mengerucutkan bibirnya. Haris hanya tersenyum tipis lantas mengangguk pelan.

Haris pikir, mengidam kulkas adalah yang paling unik. Rupanya, ada hal lain yang cukup membuatnya syok.

“Sayang, pengen dateng ke fanmeetingnya Lee Jaewook. Pengen foto sama dia,” rengek Ansel. Haris menganga, untuk tiketnya mungkin tak masalah baginya. Tapi untuk foto bareng, rasanya ia harus berpikir dua juta kali.

“Tapi kan itu untung — untungan. Aku beliin tiketnya dulu aja, ya. Yang penting kamu dateng dulu, foto barengnya gimana nanti, oke?” bujuk Haris.

“Yaudah deh, yang penting bisa lihat suami,” rayu Ansel. Haris hanya menatap sinis ke arah Ansel. Oke, dia cemburu kali ini.

“Suami kedua maksudnya…” Lanjut Ansel.

Setelah menanti selama satu minggu, kini Haris sudah siap untuk mengikuti war tiket. Apapun yang terjadi, ia harus memenangkan tiket itu atas namanya sendiri. Ansel menatap ponsel yang di pegang oleh Haris.

“Satu menit lagi,” ucap Haris panik. Mata Ansel beralih menuju arlojinya, tinggal beberapa detik lagi.

“…5…4…3…2…1…PENCET SEKARANG!” teriak Ansel. Haris terkejut lalu menekan tombol pembelian itu.

“Ah, webnya error!” ucap Ansel panik. Haris tak bergeming, ia terus berusaha hingga peluh keringat mulai keluar dari keningnya.

“TINGGAL PEMBAYARAN!” teriak Ansel. Ia hanya mendukung Haris lewat teriakan.

“DAPET!” Kini giliran Haris yang berteriak.

“AKHIRNYAAA! MAKASIH SAYANG!”

Keduanya saling berpelukan, bahkan Haris bersorak karena bangga pada dirinya sendiri. Ternyata begini rasanya ketika berhasil mendapatkan tiket dengan tangan sendiri, pikirnya.

Add a comment

Related posts:

How smart does a vacuum cleaner need to be?

With my gadget-man hat on, I had a demo this week of the most spectacular vacuum cleaner. It arrived in an array of cases with multiple components and a trained demonstrator to walk me through it…

The price is right

Rendering animated movies on the public cloud sounds crazy until you really think about it. As a workload, it is extremely computationally intensive, requires an enormous amount of storage and is…

Primera visita de muchas

El domingo 26 de noviembre de 2017, un grupo conformado por nueve estudiantes de tercer semestre de la carrera de Comunicación de la Facultad de Estudios Superiores Acatlán (FESA), asistieron a una…